Sebanyak 25 peserta ikuti Kegiatan Bimtek Pemberdayaan PMI Purna di Kota Pagaralam, 24-29 April 2018 |
BP3TKI Palembang selalu menyarankan kepada PMI yang akan berangkat ke luar negeri untuk tidak lama-lama bekerja di luar negeri, segera pulang ke Indonesia apabila telah memiliki modal yang cukup untuk kemudian membuka usaha sehingga bisa membuka lapangan kerja untuk masyarakat setempat. Guna membantu PMI Purna yang telah memiliki modal namun kesulitan untuk memulai usaha, BP3TKI Palembang melaksanakan kegiatan perluasan kesempatan kerja bagi PMI Purna dan keluarga. Kegiatan yang bertajuk Peningkatan Pemberdayaan bagi PMI Purna dan Keluarga PMI Angkatan 2 ini diselenggarakan mulai tanggal 24 hingga 29 April 2018 di Kelurahan Besemah Serasan Kota Pagaralam. Hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini yaitu Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Saidi Amrullah ; Kepala BP3TKI Palembang, Ibu Sri Haryanti, SE, MM; Kepala Bidang Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kota Pagaralam, Ibu Suriani; Kepala Bidang Dinas Perindustrian dan Koperasi, Bapak Khaidir Ramli ; Motivator dari Universitas Lembah Dempo, Bapak Sastra Mico; Funding Officer BRI Cabang Pagaralam, Koko Harbinter, Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Palembang, Aminah, SH, serta pengusaha tahu tempe dari Desa Gunung Kendang Bapak Kimono sebagai mitra lokal. Pemilihan mitra lokal yang merupakan pengusaha tahu tempe disebabkan daerah Pagaralam termasuk daerah yang berpotensi besar di sektor pertanian, khususnya kacang kedelai. Yang menjadi peserta pada kegiatan tersebut yaitu para PMI purna serta keluarga PMI Purna sebanyak 25 orang yang berdomisili di daerah Pagaralam an sekitarnya.
Dalam paparannya, Suriani mengatakan ada enam tujuan pemberdayaan masyarakat, salah satu diantaranya yaitu perbaikan pendapatan. "Dengan adanya perbaikan bisnis yang dilakukan, maka diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakat" ujarnya. "Untuk mewujudkan sinergitas pemberdayaan PMI perlu berhubungan langsung dengan mitra lokal, mitra usaha, lembaga keuangan, dan kementerian/lembaga lainnya" tambahnya. Sementara itu, Khaidir Ramli menambahkan perlunya mempunyai cita-cita dan semangat untuk memulai dan mengembangkan usaha. "Modal bisa dicari, keahlian bisa dibeli, namun cita-cita dan semangat tidak bisa dibeli" imbuhnya. Ia juga mengatakan kepada peserta untuk memanfaatkan peluang usaha dengan mempelajari kebutuhan pasar. Peluang usaha dapat muncul dari hobi atau kesenangan pribadi, inovasi dari suatu barang, pemanfaatan produk dari produk lain, dan kebutuhan akan suatu produk/jasa. "Kemudian analisislah gagasan usaha kalian, apa akan laku dijual, berapa biaya yang mungkin dikeluarkan, berapa keuntungannya, kalau sudah dianalisis baru dimulai usahanya" tambahnya.
Pada kesempatan kali ini, Koko Harbinter memberikan edukasi keuangan, diantaranya bagaimana mengelola keuangan, menabung, dan bagaimana mengelola pinjaman. Menabung harus dilakukan untuk mewujudkan cita-cita dan berjaga-jaga. Selain itu, ia mengatakan kepada peserta untuk memanfaatkan fasilitas bank dengan baik, pilih produk tabungan yang sesuai, dan cari jenis investasi yang menguntungkan dengan resiko kecil. Ia juga menambahkan bahwa untuk PMI Purna yang kekurangan modal usaha dapat mengajukan pinjaman ke Bank Rakyat Indonesia (BRI). "Kalau Ibu-ibu dan Bapak ingin menambah modal usaha dapat mengajukan KUR ke BRI dengan suku bunga yang terjangkau yaitu 7%" ujarnya.
Kimono sebagai salah satu pengusaha yang sudah lama berkecimpung pada usaha tahu, tempe, dan susu kedelai sejak tahun 1985 turut serta membagikan pengalamannya mengenai cara membuat tahu, tempe, dan susu kedelai. Dalam menjalankan usahanya, sehari-hari ia dibantu istri dan anak-anaknya. "Bahan yang diperlukan dalam pembuatan tahu, yaitu kacang kedelai, obat tahu, dan air bersih. Sementara itu alat yang digunakan yaitu mesin penggiling, drum, tungku, papan cetak, kain saring, ember, tong kembang, penggaris tahu, centong kembang tahu, dan caping penyaring" ujarnya. "Untuk pembuatan tempe, bahan yang diperlukan yaitu kacang kedelai, ragi tempe, air bersih, dan daun/plastik. Sedangkan alat yang digunakan untuk pembuatan tempe yaitu rago (penampung kacang), timbangan, centong, ember, drum, dan tungku" tambahnya. Semua peserta tampak antusias dalam mengamati proses pembuatan tahu, tempe, dan susu kedelai ini. Julis, PMI Purna yang sempat bekerja di Taiwan selama 3 tahun mengungkapkan rasa senangnya dapat mengikuti pelatihan ini dikarenakan menambah pengetahuannya mengenai cara pembuatan tahu, tempe, dan susu kedelai. Ia yang saat ini menggeluti usaha rias pengantin dan warung bakso ini mengatakan bahwa tempe di luar negeri, khususnya Taiwan, harganya sangat mahal.
Kepala BP3TKI Palembang, Sri Haryanti, SE, MM mengharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat menjadi peluang bagi peserta utuk memulai usahanya sehingga para PMI Purna tersebut tidak memiliki keinginan untuk berangkat bekerja kembali di luar negeri. "Dengan kalian membuka usaha, kalian dapat mengurangi pengangguran di daerah kalian" tutupnya. --- (PKP/san)
Kimono sebagai salah satu pengusaha yang sudah lama berkecimpung pada usaha tahu, tempe, dan susu kedelai sejak tahun 1985 turut serta membagikan pengalamannya mengenai cara membuat tahu, tempe, dan susu kedelai. Dalam menjalankan usahanya, sehari-hari ia dibantu istri dan anak-anaknya. "Bahan yang diperlukan dalam pembuatan tahu, yaitu kacang kedelai, obat tahu, dan air bersih. Sementara itu alat yang digunakan yaitu mesin penggiling, drum, tungku, papan cetak, kain saring, ember, tong kembang, penggaris tahu, centong kembang tahu, dan caping penyaring" ujarnya. "Untuk pembuatan tempe, bahan yang diperlukan yaitu kacang kedelai, ragi tempe, air bersih, dan daun/plastik. Sedangkan alat yang digunakan untuk pembuatan tempe yaitu rago (penampung kacang), timbangan, centong, ember, drum, dan tungku" tambahnya. Semua peserta tampak antusias dalam mengamati proses pembuatan tahu, tempe, dan susu kedelai ini. Julis, PMI Purna yang sempat bekerja di Taiwan selama 3 tahun mengungkapkan rasa senangnya dapat mengikuti pelatihan ini dikarenakan menambah pengetahuannya mengenai cara pembuatan tahu, tempe, dan susu kedelai. Ia yang saat ini menggeluti usaha rias pengantin dan warung bakso ini mengatakan bahwa tempe di luar negeri, khususnya Taiwan, harganya sangat mahal.
Kepala BP3TKI Palembang, Sri Haryanti, SE, MM mengharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat menjadi peluang bagi peserta utuk memulai usahanya sehingga para PMI Purna tersebut tidak memiliki keinginan untuk berangkat bekerja kembali di luar negeri. "Dengan kalian membuka usaha, kalian dapat mengurangi pengangguran di daerah kalian" tutupnya. --- (PKP/san)
Komentar
Posting Komentar