Langsung ke konten utama

BP3TKI Palembang fasilitasi Kegiatan Pemberdayaan PMI Purna dan Keluarga PMI di Kota Pagaralam


Sebanyak 25 peserta ikuti Kegiatan Bimtek Pemberdayaan PMI Purna di Kota Pagaralam, 24-29 April 2018
PALEMBANG --- Masih banyaknya Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di luar negeri merupakan indikasi masih kurangnya lapangan kerja di Indonesia. Tahun 2017 saja, jumlah PMI yang berangkat melalui BP3TKI Palembang berdasarkan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN) terhitung 1.725 orang, yang dapat dirincikan 1.402 orang bekerja di sektor formal, dan 323 orang bekerja di sektor informal. Sebagian besar dari mereka bekerja ke negara Malaysia.
           BP3TKI Palembang selalu menyarankan kepada PMI yang akan berangkat ke luar negeri untuk tidak lama-lama bekerja di luar negeri, segera pulang ke Indonesia apabila telah memiliki modal yang cukup untuk kemudian membuka usaha sehingga bisa membuka lapangan kerja untuk masyarakat setempat. Guna membantu PMI Purna yang telah memiliki modal namun kesulitan untuk memulai usaha, BP3TKI Palembang melaksanakan kegiatan perluasan kesempatan kerja bagi PMI Purna dan keluarga. Kegiatan yang bertajuk Peningkatan Pemberdayaan bagi PMI Purna dan Keluarga PMI Angkatan 2 ini diselenggarakan mulai tanggal 24 hingga 29 April 2018 di Kelurahan Besemah Serasan Kota Pagaralam. Hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini yaitu  Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Saidi Amrullah ; Kepala BP3TKI Palembang, Ibu Sri Haryanti, SE, MM; Kepala Bidang Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kota Pagaralam, Ibu Suriani; Kepala Bidang Dinas Perindustrian dan Koperasi, Bapak Khaidir Ramli ; Motivator dari Universitas Lembah Dempo, Bapak Sastra Mico; Funding Officer BRI Cabang Pagaralam, Koko Harbinter, Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Palembang, Aminah, SH, serta pengusaha tahu tempe dari Desa Gunung Kendang Bapak Kimono sebagai mitra lokal. Pemilihan mitra lokal yang merupakan pengusaha tahu tempe disebabkan daerah Pagaralam termasuk daerah yang berpotensi besar di sektor pertanian, khususnya kacang kedelai. Yang menjadi peserta pada kegiatan tersebut yaitu para PMI purna serta keluarga PMI Purna sebanyak 25 orang yang berdomisili di daerah Pagaralam an sekitarnya. 
              Dalam paparannya, Suriani mengatakan ada enam tujuan pemberdayaan masyarakat, salah satu diantaranya yaitu perbaikan pendapatan. "Dengan adanya perbaikan bisnis yang dilakukan, maka diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakat" ujarnya. "Untuk mewujudkan sinergitas pemberdayaan PMI perlu berhubungan langsung dengan mitra lokal, mitra usaha, lembaga keuangan, dan kementerian/lembaga lainnya" tambahnya. Sementara itu, Khaidir Ramli menambahkan perlunya mempunyai cita-cita dan semangat untuk memulai dan mengembangkan usaha. "Modal bisa dicari, keahlian bisa dibeli, namun cita-cita dan semangat tidak bisa dibeli" imbuhnya. Ia juga mengatakan kepada peserta untuk memanfaatkan peluang usaha dengan mempelajari kebutuhan pasar. Peluang usaha dapat muncul dari hobi atau kesenangan pribadi, inovasi dari suatu barang, pemanfaatan produk dari produk lain, dan kebutuhan akan suatu produk/jasa. "Kemudian analisislah gagasan usaha kalian, apa akan laku dijual, berapa biaya yang mungkin dikeluarkan, berapa keuntungannya, kalau sudah dianalisis baru dimulai usahanya" tambahnya.
         Pada kesempatan kali ini, Koko Harbinter memberikan edukasi keuangan, diantaranya bagaimana mengelola keuangan, menabung, dan bagaimana mengelola pinjaman. Menabung harus dilakukan untuk mewujudkan cita-cita dan berjaga-jaga. Selain itu, ia mengatakan kepada peserta untuk memanfaatkan fasilitas bank dengan baik, pilih produk tabungan yang sesuai, dan cari jenis investasi yang menguntungkan dengan resiko kecil. Ia juga menambahkan bahwa untuk  PMI Purna yang kekurangan modal usaha dapat mengajukan pinjaman ke Bank Rakyat Indonesia (BRI). "Kalau Ibu-ibu dan Bapak ingin menambah modal usaha dapat mengajukan KUR ke BRI dengan suku bunga yang terjangkau yaitu 7%" ujarnya.
              Kimono sebagai salah satu pengusaha yang sudah lama berkecimpung pada usaha tahu, tempe, dan susu kedelai sejak tahun 1985 turut serta membagikan pengalamannya mengenai cara membuat tahu, tempe, dan susu kedelai. Dalam menjalankan usahanya, sehari-hari ia dibantu istri dan anak-anaknya. "Bahan yang diperlukan dalam pembuatan tahu, yaitu kacang kedelai, obat tahu, dan air bersih. Sementara itu alat yang digunakan yaitu mesin penggiling, drum, tungku, papan cetak, kain saring, ember, tong kembang, penggaris tahu, centong kembang tahu, dan caping penyaring" ujarnya. "Untuk pembuatan tempe, bahan yang diperlukan yaitu kacang kedelai, ragi tempe, air bersih, dan daun/plastik. Sedangkan alat yang digunakan untuk pembuatan tempe yaitu rago (penampung kacang), timbangan, centong, ember, drum, dan tungku" tambahnya. Semua peserta tampak antusias dalam mengamati proses pembuatan tahu, tempe, dan susu kedelai ini. Julis, PMI Purna yang sempat bekerja di Taiwan selama 3 tahun mengungkapkan rasa senangnya dapat mengikuti pelatihan ini dikarenakan menambah pengetahuannya mengenai cara pembuatan tahu, tempe, dan susu kedelai. Ia yang saat ini menggeluti usaha rias pengantin dan warung bakso ini mengatakan bahwa tempe di luar negeri, khususnya Taiwan, harganya sangat mahal.
            Kepala BP3TKI Palembang, Sri Haryanti, SE, MM mengharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat menjadi peluang bagi peserta utuk memulai usahanya sehingga para PMI Purna tersebut tidak memiliki keinginan untuk berangkat bekerja kembali di luar negeri. "Dengan kalian membuka usaha, kalian dapat mengurangi pengangguran di daerah kalian" tutupnya. --- (PKP/san)
                  
                 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari ke-2 Pengambilan Sertifikat G to G di BP3TKI Palembang

CTKI G to G Korea sedang melakukan sidik jari pengambilan sertifikat Pada hari kedua Pengambilan Sertifikat G to G Korea sudah total 25 orang yang mengambil sertifikat G to G dari jumlah keseluruhan 33 orang CTKI (Calon Tenaga Kerja Indonesia) yang lulus di BP3TKI Palembang. Ke-25 orang itu berasal dari Palembang, Muara Enim, Prabumulih, Musi Rawas, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir Kepahiang, Rejang Lebong, Bengkulu Selatan. CTKI tersebut telah mengikuti rangkaian test yang diadakan oleh HRD Korea dan BNP2TKI, yaitu EPS TOPIK, Skill Test, dan Competency Test. Selamat ya buat sahabat yang sudah lulus!! Semoga menjadi TKI sukses dimanapun berada. Aamiin..

Mulai 1 Agustus 2017, BPJS Ketenagakerjaan menjadi asuransi TKI

Kementerian Ketenagakerjaan RI dan Badan Nasional Penempatan dan Pelindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dalam melindungi CTKI/TKI yang akan bekerja ke luar negeri. Terhitung mulai tanggal 1 Agustus 2017, program Jaminan Sosial ini akan berlaku. Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia merupakan transformasi dari sistem asuransi untuk TKI yang sebelumnya dikelola Konsorsium Asuransi TKI ke BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 7  Tahun 2017 tentang Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia, ada empat jenis program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia , diantaranya : 1. Jaminan Kesehatan Nasional 2. Jaminan Kecelakaan Kerja, yang selanjutnya disebut JKK adalah manfaat berupa uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat Peserta mengalami Kecelakaan Kerja. 3. Jaminan Kematian yang selanjutnya disingkat JKM adalah manfaat uang tunai yan...

NEGARA MALAYSIA MASIH MENJADI FAVORIT BAGI TKI ASAL SUMATERA SELATAN

Palembang -- Terhitung periode 1 Januari hingga 31 Desember 2017, Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Palembang telah menempatkan TKI sebanyak 1.726 orang, yang terdiri dari 1.393 orang TKI yang bekerja di sektor formal dan 323 orang TKI yang bekerja di sektor Informal (Penata Laksana Rumah Tangga). Negara tujuan penempatan yang paling banyak diminati oleh TKI, yaitu negara Malaysia (1.546 Orang). Kemudian Kabupaten yang menjadi penyumbang TKI terbanyak yaitu Ogan Komering Ilir. Sementara itu, PPTKIS yang banyak menempatkan TKI ke negara penempatan yaitu PT. Mardel Anugerah Internasional Cabang Palembang, PT. Andromeda Graha Cabang Palembang, dan PT. Safarindo Insan Corpora Cabang Palembang. Intan (22), salah seorang calon TKI yang sedang mengikuti Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) di BP3TKI Palembang mengatakan bahwa Ia ingin bekerja di luar negeri dikarenakan sulitnya mencari pekerjaan di daerahnya. "Di daerah kami cuma ado gawean n...